Diskusi mengenai Kedaulatan Pangan dibuka
dengan penjelasan oleh Prof. Dr. Mochammad Maksum Machfoedz mengenai Kedaulatan Pangan, Peran Perempuan & Kehadiran Negara.
Dalam presentasinya Prof. Dr. Mochammad Maksum Machfoedz menjelaskan bahwa perempuan sebenarnya sudah melakukan
kedaulatan pangan dengan mengelolah, memilih dan menjamin ketersediaan makanan
di rumahnya. Sedari awal perjuangan perempuan (ibu) terhadap kedaulatan pangan
adalah ketika memberikan ASI kepada anak-anaknya. “Tentunya tidak ada wanita
yang rela makanannya tergantung pada orang lain, itulah peran perempuan
terhadap kedaulatan pangan,” ungkap Prof. Dr. Mochammad Maksum Machfoedz.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan
penjelasan Ibu Rossana Dewi R. dari LSM Gita Pertiwi-Solo mengenai Membangun Sistem Pangan Berbasis Sumberdaya
Lokal dan Kekuatan Petani Perempuan.
Betapa kedaulatan pangan kita sangat rentan karena bersaing dengan
makanan instan, impor, serta makanan dengan bahan pengawet atau pembasmi hama. “Coba
cek lemari penyimpanan makanan kita, cek pangan mana yang bisa kita produksi
sendiri atau kita tanam? Rata-rata barang impor, sekalipun tahu atau tempe,
benihnya itu impor” pernyatan inilah yang disampaikan Ibu Rossana.
Ada beberapa cara yang disampaikan agar kita
sebagai perempuan dapat berkontribusi dalam kedaulatan pangan yaitu dengan menggali,
menghimpun dan mengembangkan manfaat kekayaan hayati pangan lokal misalnya
dengan menggunakan tepung tapioka untuk membuat kue atau dengan tepung sukun yang baik untuk
dikonsumsi anak keterbelakangan mental dan penderita diabetes karena kandungan gluteinnya rendah. Selain
itu perempuan juga dapat mengembangkan berbagai usaha pangan dalam skala rumah
tangga di pedesaan, peningkatan kapasitas (pengetahuan dan keterampilan), serta
membangun jaringan pasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar