Memanusiakan manusia. Kalimat itu hanya akan berlalu bila tidak dipahami dan diterapkan dalam dunia multikultural sekarang. Cukup merasa telah mengikuti 'ajaran' dan pergi bergerombol untuk memberi 'pelajaran' pada orang yang dianggap salah jalan, benar itu manusia??? Untuk sekarang Saya menyebut orang tersebut Manusia Berasa Dewa
Mungkin Saya bukan ahlinya dalam menilai 'ajaran' tersebut, namun Saya yakin Tuhan selalu bekerja. Dia tidak pernah tidur dan membiarkan umat-Nya untuk terus diguncang rasa takut. Saya percaya Tuhan punya cara tersendiri untuk 'menegur' Manusia Berasa Dewa tersebut. Manusia Berasa Dewa ini biasanya sangat kolektif, jujur Saya tidak mengerti apa pekerjaan mereka selain MERASA PALING BENAR. Saya melihat orang seperti itu merusak hasil kerja orang lain, kesalahan pasti ada. Haruskah musik Anda 'dimainkan' sekencang itu? Adakah melodi yang lebih 'lembut' dan 'manusiawi' yang bisa Anda gunakan? Tuhan saja memberi kesempatan mengapa Anda tidak. Hati-hatilah menafsirkan 'pelajaran' yang masuk di otak Anda!
Semoga Saya tidak menyinggung hati Anda. Boleh saya bertanya?
Jika Anda sendirian-tanpa teman seperjuangan, tetap beranikah Anda me'lurus'kan orang yang Anda anggap melakukan maksiat?
Pernah Anda berpikir jika ternyata anggota keluarga Anda yang diberi 'pelayanan' sama dengan apa yang Anda perbuat?
Saya terlalu bingung ingin bertanya tentang hal satu ini! Selain membantu sesama untuk kembali ke 'jalan' yang benar.. Apa pekerjaan Anda sesungguhnya? Tidakkah Anda menafkahi keluarga? Seberapa sering Anda 'memperhatikan' orang lain dan keluarga Anda sendiri?
Atau berani Anda jalan sendiri-secara pribadi untuk 'meluruskan' orang yang Anda anggap maksiat tersebut?
Terlintas di otak Saya, sepertinya Anda menerapkan 'ajaran' tersebut hanya untuk dianggap jago, ditakuti orang lain, dan mungkin mendapat keuntungan pribadi-secara material.
Semoga Tuhan melindungi Manusia Berasa Dewa ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar