Selasa, Juni 17, 2014

Sepucuk kertas tanpa amplop

Hal ini membingungkan saya, ketika Anda menyebut surat protes saya sebagai surat cinta.

Terima kasih karena sudah menganggap itu surat cinta
Tetapi dalam hati saya marah.
Saya belum pernah membuat surat cinta se-sarkas itu.
Saya tidak berencana menjatuhkan harga diri Anda dengan surat protes itu.
Saya hanya menggunakan logika terdalam dan keberanian sepenuh jiwa untuk menyerahkan surat tersebut pada Anda.

Saya tidak bisa membaca apa yang ada dalam otak Anda.
Saya pun tidak akan memaksa Anda untuk berkomentar panjang lebar mengenai surat itu.
Seingat saya Anda menanggapi surat saya hanya dengan beberapa kalimat, yang sebenarnya mulai memudar dalam otak saya.

Kira-kira begini yang saya ingat," Ya.. ada benernya juga....Tidak semua idealisme bisa diterima orang, manusiakan beda-beda."


Saya bingung mengartikan komentar Anda tapi anggap saja itu kebingungan Anda.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar